Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, banyak bermunculan senyawa sintesis baru yang dapat memberikan efek menyenangkan, menyerupai senyawa narkotika dan belum terdaftar dalam Undang-Undang Narkotika maupun Psikotropika. Senyawa baru tersebut masuk dalam kategori NPS (New Pshycoactive Substances) dan saat ini tengah menjadi Global Warning. Banyak diantara senyawa tersebut merupakan analog dari senyawa Narkotika, hal ini bertujuan untuk memberikan efek yang sama atau bahkan lebih kuat daripada senyawa narkotika tersebut.
Sebagai contoh adalah golongan Aminoindanes. 2-Aminoindanes (2-AI) (gambar 2) merupakan analog dari Amfetamin (gambar 1) dan menghasilkan efek stimulan yang sama kuatnya dengan Amfetamina. Saat dikonsumsi, 2-AI melepaskan dopamine dan norepinefrin ke dalam otak dimana keduanya berperan untuk menghasilkan efek stimulan dan europhia. Salah satu pengguna 2-AI melaporkan bahwa setelah menggunakan obat tersebut terasa gelisah dalam waktu yang cukup lama. Pemakaian senyawa jenis ini biasanya melalui intranasal maupun rektal. Sampai saat ini (Juni 2016) belum ditemukan kasus penggunaan 2-AI di Indonesia.
Selain itu, ditemukan pula senyawa Aminoindanes lainnya yang disintesis melalui reaksi adiksi terhadap 2-AI dan telah dijual secara online antara lain 5,6-methylenedioxy-2-aminoindane (MDAI), 5,6-methylenedioxy-I-methyl-2-aminoindane (MDMAI), 5-iodo-2-aminoindane (5-IAI) dan 5-methoxy-6-methyl-2-aminoindane (MMAI). Senyawa-senyawa tersebut merupakan analog MDMA yang berhubungan dengan cincin indane dan mempunyai efek stimulan. Senyawa aminoindanes yang ditemukan dalam bentuk serbuk dan kristal tersebut dimungkinkan untuk dijadikan campuran senyawa stimulan lainnya seperti kokain, amfetamina, dan metamfetamina untuk meningkatkan efek stimulannya. Akan tetapi, berdasarkan uji preklinis (pada hewan) belum ditemukan adanya efek neurotoksik seperti pada MDMA. Penelitian lain terhadap senyawa 5-IAI menunjukkan bahwa efek neurotoksik yang ringan bahkan terjadi saat dikonsumsi pada dosis sangat tinggi.
Perlu diwaspadai pula senyawa Aminoindanes lainnya yang telah diperjualbelikan secara online yaitu N-ethyl-5-trifluoromethyl-2-aminoindane (ETAI) dan 5-trifluoromethyl-2-aminoindane (TAI) yang merupakan analog indane dari fenfluramine, senyawa yang sebelumnya dipasarkan sebagai penekan nafsu makan.
Beberapa zat yang engandung aminoindanes:
Pustaka
[1] Sainsbury, P.D., Kicman, A.T., Archer, R.P., King, L.A., Braithwaite, R.A.“Aminoindanes – the next wave of ‘legal highs’?”Drug Test Analysis 3 (2011) : 479-482.[2] Simmler, L et al. Pharmacological profiles of aminoindanes, piperazines, and pipradrolDerivatives. Biochemical pharmacology 88 (2014 : 237-244
0 komentar:
Posting Komentar